Senin, 18 Mei 2015

Command Style dalam Strategi Pembelajaran Penjas

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-NYA lah makalah Strategi Pembelajaran Penjas yang berjudul Gaya Komando / Command Style” ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
            Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah inii sangat jauh dari sempurna dan banyak kekurangan baik sistematik, penulisan, literature, dan lain-lain.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca yang bersifat membangun dan membuat makalah ini menjadi lebih baik.
            Akhir kata kami mengucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.Terimakasih.
                                                                              
 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Dalam pengajaran gaya mengajar menurut Moska Mostton menggambarkan bahwa setiap gaya mengajar terdapat tujuan dan hakikat yang mendasarinya. Hakikat setiap gaya mengidentifikasikan bahwa penerapan pada gaya yang diberikan sangatlah fleksibel terhadap rintangan yang harus dilalui oleh setiap gaya. Hakikat tersebut memberikan gambaran yang jelas pada setiap gaya. Pengurangan yang terjadi akan menghilangkan pelaksanaan gaya tersebut yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian tujuan. Selain itu, perilaku waspada, yaitu perilaku yang wajar pada setiap struktur gaya akan menjamin pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar. Ketika guru menjadi ahli menggunakan setiap gaya tersebut, dia akan lebih fleksibel dan mampu mengubah gaya tersebut, sehingga mencapai lebih banyak tujuan dan mendapatkan lebih banyak siswa yang berhasil.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gaya komando?
2. Bagaimana penerapan gaya komando?
3.Apa saja kelemahan dan kelebihan gaya komando?

  
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Gaya Komando (command Style)
Gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah penampilan yang cermat. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan ia sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan besar dari perkembangan siswanya. Pada dasarnya gaya ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, gaya itu dimulai dengan penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian siswa mencontoh dan melakukannya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Siswa dibimbing ke suatu tujuan yang sama bagi semuanya. Memang Gaya Mengajar Komando kebanyakan terbukti efektif karena ilmu yang diperoleh oleh siswa akan cepat diserap dan dapat dimengerti, inilah peran guru dibutuhkan sepuasnya. Guru menyiapkan semua aspek pengajaran yang mendukung dan yang efektif
B.  Sasaran Gaya Komando
Gaya komando atau gaya perintah, ini semua keputusan diambil oleh guru. Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa, dan hasil yang akan dicapai karena menggunakan gaya yang diuraikan. Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang akan di capai akan melibatkan siswa yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru, dengan sasara-sasaran tertentu.
1.    Bagian ini akan merinci peranan guru, peranan siswa dan hasil yang dicapai karena penggunaan gaya yang diuraikan.
2.    Dengan menggunakan gaya komando, maka sasaran yang dicapai akan melibatkan siswa yang akan mengikuti petunjuk-petunjuk guru, dengan sasaran-sasaran sebagai berikut:
(1)   Respons langsung terhadap petunjuk yang diberikan
(2)   Penampilan yang sama / seragam
(3)   Penampilan yang disinkronkan
(4)   Penyesuaian
(5)   Mengikuti model yang telah ditentukan
(6)   Mereproduksi model
(7)   Ketepatan dan kecermatan respons
(8    Meneruskan kegiatan dan tradisi kultural
(9)   Mempertahankan tingkat estetika
(10) Meningkatkan semangat kelompok
(11)  Penggunaan waktu secara efisien
(12)  Pengawasan keamanan

C.  Penerapan Gaya Komando :
· Ingin diajarkan ketrampilan khusus atau khas
· Menangani kelas yang sulit dikendalikan
· Ingin mencapai kemajuan yang lebih cepat
· Sekelompok anak yang memerlukan bantuan khusus
Peran guru pada pembelajaran ini sangat dominan, yaitu sebagai pembuat keputusan pada semua tahap, karena pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi sepenuhnya dilakukan oleh guru, sedangkan peserta didik/siswa hanya berperan sebagai pelaku ataupun pelaksana saja yang sepenuhnya harus tunduk terhadap pengarahan, penjelasan, dan segala perintah dari guru. Esensi dari gaya komando adalah adanya hubungan yang langsung dan cepat antara stimulus guru dan respon murid. Stimulus berupa tanda/komando yang diberikan guru, akan mengawali setiap gerakan peserta didik/siswa dalam menampilkan gerakan sesuai dengan contoh dari guru.Gaya komando sangat sesuai untuk kegiatan pembelajaran stretching, kalestenik dan teknik dasar
D. Kelemahan dan Kelebihan Gaya Komando
Kelebihan gaya Komando Adalah :
1)      Keseragaman gerak
2)      Jika dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan menyenangkan
3)      Mengembangkan perilaku disiplin
4)      Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
5)      Bila waktu yang tersedia pendek gaya komando memberikan hasil kesegaran jasmani dan perkembangan motorik daripada gaya yang lain.
6)      Untuk keberhasilannya, tidak memerlukan pengetahuan yang mendalam.
7)      Guru dapat mengontrol proses belajar sehinga tidak ada kemungkinan timbul sesuatu yang tidak di harapkan sesuai dengan gagasan siswa.
 Kekurangan Gaya Komando Adalah :
1)      Kurang mengembangkan penalaran
2)      Kurang mengembangkan pembentukan sifat
3)      Tidak demokratis
4)      Penyaluran aspek sosial, emosional, dan kognitif sangat terbatas
5)      Tidak peka terhadap keperluan dan perbedaan perorangan.
6)      Menghambat perkembangan kreativitas dan individualitas.
7)      Tidak membangkitkan gairah untuk berlatih di luar jam pelajaran.

E.  Implikasi Penggunaan gaya Komando
1.  Standar penampilan sudah mantap dan pada umumnya satu model untuk satu tugas
2.  Materi pembelajaran dipelajari dengan cara meniru dan mengingat melalui penampilan
3.  Materi pembelajaran dipilah-pilah menjadi bagian-bagian yang dapat ditiru
4.  Tidak ada perbedaan individual, diharapkan meniru model
F.  Unsur-unsur Khas dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Gaya Komando
1.  Semua keputusan dibuat oleh guru
2.  Menuruti petunjuk dan melaksanakan tugas adalah merupakan kegiatan utama  siswa
3.  Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi
4.  Dapat membuat siswa merasa terlibat dan termotivasi
5.  Mengembangkan perilaku disiplin, karena harus mentaati prosedur yang telah  ditetapkan

G.  Saluran-saluran Pengembangan
1.  Menurut Mosston, selama masa pembelajaran setiap orang memperoleh  kesempatan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik, sosial, emosional, dan kognitifnya.
2.  Mosston berbicara tentang empat saluran perkembangan:
 a. Saluran fisik: meningkat dengan pesat selama menggunakan gaya komando
 b. Saluran sosial terbatas
 c. Saluran emosional terbatas
 d. Saluran kognitif terbatas 

H. Penerapan Gaya Mengajar Komando dalam Pembelajaran Penjas
Dalam gaya komando ini guru penjas harus aktif karena penjelasan, penyampaian materi diberikan oleh guru penjas itu sendiri. Dalam gaya komando dari pra pertemuan, saat pertemuan dan pasca pertemuan keputusan semua diambil oleh guru penjas.
Penerapan gaya mengajar komando dalam pembelajaran penjasorkes :
Kelas/semester            : I / I
Waktu                         :  2 x 30 menit
Standar Kompetensi : Mempraktikkan gerak dasar ke dalam aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar  : Mempraktekkan gerak dasar menangkap objek berbagai ukuran dalam permainan seederhana dan kerjasama, toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab
Indikator                       : Melempar/melambungkanbola ke berbagai arah
Materi                           : Gerak dasar manipulatif
a)   Pra Pembelajaran
Guru membuat rancangan pembelajaran
b)Saat Pembelajaran
 Pendahuluan
- Guru menyiapkan siswa
- Guru memimpin berdo’a
- Guru memberikan pengarahan tentang materi yang akan di ajarkan
- Guru memimpin pemanasan
Inti
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Masing-masing kelompok di suruh berbaris berbanjar, guru memberikan contoh bentuk barisan yang benar. Guru memberikan contoh dan instruksi gerakan kemudian siswa melakukan gerakan tersebut.
Gerakan 1# : siswa membawa bola dan berlari ke depan ke arah bendera, kemudian berbalik arah dan mengoper bola ke teman kelompoknya. Gerakan tersebut diteruskan sampai semua kelompok melakukan semua. Setelah selesai guru memberi reward kepada kelompok yang berhasil menyelesaikan paling cepat,dan memberikan punishment kepada kelompok yang paling lambat sesuai kesepakatan yang telah disampaikan di sesi pendahuluan. Guru mengoreksi gerakan yang salah kemudian memberi contoh yang benar dan menyuruh siswa memperbaiki gerakan pada kesempatan berikutnya.
Gerakan 2#: masing-masing siswa mengambil posisi kangkang dengan jarak antar siswa satu setengah lengan. Siswa paling belakang membawa bola dengan berlari zig-zag melewati teman satu kelompoknya, setelah sampai depan kemudian menggelindingkan bola melalui sela-sela kaki teman satu kelompoknya. Siswa paling belakang menangkap bola kemudian melakukan gerakan sesuai siswa pertama, gerakan tersebut dilakukan sampai seluruh anggota kelompok melakukan semua.
Guru mengoreksi gerakan yang salah kemudian memberi contoh yang benar dan menyuruh siswa memperbaiki gerakan pada kesempatan berikutnya.
Penutup
-     Guru memberikan evaluasi terhadap gerakan siswa
-      Membetulkan gerakan yang salah dengan memberi contoh gerakan yang benar
-     Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam belajardan berlatih



 BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhirnya yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru. Tujuannya adalah penampilan yang cermat.

2.Saran
            Sebagai calon guru, hendaknya kita mempelajari berbagai macam model-model pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Gaya pengajaran sangat penting karena dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan belajar bagi siswa. Penggunaan model harus disesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, serta kurikulum yang ada.